kabar umat

segera hadir: koran mingguan
kabar umat

Selasa, 22 Februari 2011

Dr. Syafi'i Antonio: Didik anak dengan Ekonomi Syariah

Safai’i Antonio
Menumbuhkan Jiwa enterprener dalam diri Anak
Segala hal yang berkaitan dengan pengasuhan dan pembinaan di keluarga itu harus diawali dengan ketentuan agama. Maka dalam mendidik anak itu pun harus dengan syariah. Dengan begitu, lingkungan keluarga sebagai lingkungan dasar anak harus tercipta kondusif dan nyaman dan terbiasa dengan hal-hal yang islami.
Sebagaimana saya mengajarkan syariah dalam ekonomi yang diterapkan di keluarga. Bagaimana segala sesuatu yang dikonsumsi, dipakai dan dimiliki itu harus dari hasil yang halal. Bahkan, dalam menjalani semua kegiatan pun harus berorientasi halal seperti kegiatan membaca buku dan menonton teve. Intinya, mendorong anak-anak untuk mengenal dan membiasakan tentang hal yang halal.
Selanjutnya, anak diberi pemahaman bahwa suatu yang halal itu akan menimbulkan keberkahan. Halal akan menimbuklan hubungan keluarga yang harmonis, karena biasanya kalaau harta itu tidak halal, maka keberkahan tidak ada. Hubungan suami isteri banyak cekcok, anak-anak jadi bandel.
Karena halal itu perlu proses, kadang-kadang juga perlu kesabaran. Maka sang isteri harus sabar manakala suami belum berhasil. Suami pun dalam mencari nafkah harus all out, kerja keras, karena karena usaha suami asal-asalan hasil pun tidak akan maksimal. Dalam kondisi ini, diperlukan pondasi keluarga yaitu keimanan dan ketaqwaan.
Maka Menerapkan ekonomi syariah di keluarga mengandung arti bisa merubah paradigma. Bila orangtua menekankan anaknya menjadi pegawai negeri, secara syariah sudah salah. Sebab Rasul pun mengajarkan umatnya untuk menjadi pengusaha.
Ada banyak manfaat bila paradigma berwirausaha tertanaman dalam keluarga. Kenapa begitu? Bisa dibayangkan kalau semua lulusan sekolah mendapatkan kerja, kalausemua berpikir demikian, lalu siapa yang akan menampungnya. Tapi ketika kita berorientasi menjadi pengusaha walaupun kecil, nanti akan terbentuk kebutuhan karyawan, walaupun memang tidak semua berhasil.
Tapi setidaknya, ketika berjiwa wirausaha akan ada jiwa berhemat, karena siapa pun pengusaha itu harus berhemat mikirin gaji karyawan di akhir bulan. Ketika menjadi jiwa enterprener, hal-hal yang tidak perlu seperti listrik atau ase yang tidak digunakan terus menyala harus cepat dipadamkan, karena dia berpikir akhir bulan dirinya harus membayarnya.
Ada perbedaan dari segi mentality antara jiwa karyawan dan pengusaha. Jiwa pengusaha itu kalau mendapatkan income dia tidak lantas menghabiskan uang dengan hal-hal yang orientasi konsumtif, melainkan berhemat dam menabung untuk untuk mengembangkan usaha.
Itulah yang perlu ditumbuhkan dalam jiwa anak. Anak harus diberi pemahaman bahwan mencari uang itu tidak mudah. Sebagai tanda sayang kepada anak-anak itu kita harus memberi pemahaman sederhana bahwa mencari uang itu tidak mudah. Menumbuhkan pengertian sederhana ini kepada anak memang tidak mudah, kita memerlukan perjuangn keras untuk ini.
Ada istilah financial planning yang perlu ditumbuhkan dalam diri anak. Misalnya, dalam hal pakaian, apabila sekiranya baju yang dimiliki kakak masih layak dipakai adik tidak salah diterapkan pemahamansederhana ini pada anak.
Contohnya, kakak memberikan pemahaman kepada adiknya, “Adik. Jangan selalu minta terus kepada ayah, ayahkan gajinya terbatas, kalau mau pakai baju, bekas kaka aja kan masih bagu. Hal sederhana ini sangat baik tertanam dalam diri anak-anak. Jadi ekonomi syariah dalam keluarga itu tidak harus didefinisikan begitu teoritis, jelimet tapi harus sederhana.
Strategi di rumah harus punya anggaran. Rumah itu seperti perusahaan. Harus ada anggaran pendapat dan belanja. Jadi harus dianggarkan. Semua kebutuhan rumah tangga harus memiliki anggraan yang jelas dan pasti. Mulai dari kebutuhan dasar, pangan, kesehatan, zakat, infak, sampai pada urusan biaya ngasih kado ke temen anak pun harus dibuat anggarannya.
Mengaloaksikannya dengan baik, semakin baik. Yangkedua, kita harus emnjadi teladan untuk berhemat, bekerja keras dan peduli dengan hgal yang hahal. Ga usah banayk teiori tapi langsung dengan paraktek seperti ade harus banyak menambung, sediakan celengan lalu berikan uangnya untuk dimasukin ke celengan oleh anak kita.
Parenting itu kan intinya ketauladan orangtua kepada anaknya. Makanya orangtua harus banyak membaca buku-buku inspirasi, motivasi, enterprenership, ikut seminar. Hal ini akan orientasi orangtua yang lain, bagaimana menjadi orangtua yang bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dan orangtua akan lebih cerdas memberikan pengasuhand an pendidikan kepada anaknya.
Keteladanan orangtua harus mulai dari a sampai z. artinya selain teladan dalam urusan ibadah, anak juga harus diberi ketaladana dalam segala hal. ANak yang cerdas, anak yang berjiwa sederhana dan berhemat, anak yang mandiri, anak yang pekerja keras, dll. Ahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar